Berkunjung ke Bali, harus berkunjung ke Joger! Ya.. Joger adalah salah
 satu tempat yang harus dikunjungi ketika berkunjung ke Bali. Toko 
souvenir ini telah menjadi bagian penting Bali, bahkan ada statement yang
 mengatakan ‘rugi ke Bali kalau tidak mangkir di Joger’.
Toko pabrik kata-kata Joger adalah salah satu tempat yang tidak boleh 
dilewatkan saat kita berkunjung ke Bali. Sebagaimana Dagadu di Jogja, 
Joger adalah ikon untuk toko souvenir berupa kata-kata lucu yang 
sebenarnya banyak mengandung filsafat hidup. Adalah Joseph Theodorus 
Wulianadi, lelaki kelahiran Kota Denpasar, 9 September 1951, yang 
mendirikan. Pak Joseph yang menyebut dirinya memang berbeda dari yang 
lain, merdeka, tidak terikat, dan unik. Karakter inilah yang kemudian 
melekat pada berbagai produk Joger. 
Kisahnya, Pak 
Joseph atau kemudian dikenal dengan Mr. Joger pada sekitar tahun 
1970an bersekolah di di Hotelfachshule, Bad Wiesee, Jerman Barat. Ia 
berkenalan dengan Mr. Gerhard Seeger, hingga menjadi kawan akrab yang 
sangat baik. Saking baiknya, saat Mr Joger menikah dengan istrinya Ibu 
Ery Kusdarijati, Mr Gerhard Seeger memberinya hadiah uang sebesar USD 
20.000. Uang hasil pemberian inilah yang kemudian dijadikan modal untuk 
membangun usaha. 
Awalnya tidak terpikir memberikan nama
 apa, tetapi untuk menghargai Mr. Gerhadr, Pak Joseph berinisiatif 
menggabungkan nama depan dirinya dan Mr Gerhard. Jadilahnama JOGER, 
gabungan dari nama depan Joseph dan Gerhard. Bermula dari sebuahtoko 
souvenir kecil di Jalan Sulawesi, Denpasar, di depan Pasar Badung, 
nama Joger resmi dilahirkan tanggal 19 Januari 1981. Nama ini melekat 
terus, hinggaakhirnya pada tanggal 7 Juli 1987, Joger membuka satu toko 
souvenir besar di jalan raya Kuta, Bali, yang semakin ramai, hingga kini.
 
Tadinya, Mr Joger memutuskan hanya ada satu toko besar
 ini. Tetapi kemudian karena membludaknya pengunjung hingga sering 
memacetkan jalan di sekitar Kuta, Joger akhirnya membuka lagi satu toko 
yang menyediakan barang-barang yang sama di Tabanan, ke arah Bedugul. 
Parkiran Joger,
 Selalu dipenuhi pengunjung Joger adalah salah satu cerita sukses 
yangluar biasa. Setiap hari, ribuan pengunjung mendatangi tokonya. 
Bahkan, kalauhari libur, untuk masuk tokopun mesti antri saking 
banyaknya orang yang akan masuk. Dan bermula hanya dari kaos, sekarang 
ini di Joger banyak sekali item produk yang bisa dibeli, mulai dari 
souvenir kecil, tas, batik, kaos, stiker, jam aneh yang memutar tidak 
searah jarum jam biasa, bahkan hingga sandal dan sepatu. Semuanya laris 
manis diburu pengunjung, terutama kaos. 
Karena itu, 
walaupun produksinya berjalan terus, kadang pengunjung harus kecewa 
karena sering kehabisan kaos. Namun, di balik kesuksesan yang telah 
dicapai sekarang, sebenarnya ada proses panjang yang harus dilalui Joger.
 Kalau sekarang, Joger sudah mempunyai mesin produksi sendiri, dengan 
proses digital yang sangat cepat, yang hampir tidak pernah menganggur 
berproduksi karena banyaknya permintaan. 
Saat awal 
memulai, Joger adalah sebuah kerja keras yang patut diteladani. 
Belum punya mesin sendiri, Mr Joger tidak mau bergantung dan berputus 
asa. Ia mendesain sendiri produk kaosnya, dan melakukan permenungan 
kata-kata unik setiap hari. Karena belum punya mesin, desain tersebut ia 
“orderkan” kepada orang lain yang punya mesin. Saat itu, semuanya dicetak
 manual. Desain dan kata-kata original khas Mr. Joger pun akhirnya mulai 
dijajakan di tokonya. Salah satu sudut ruangan toko tantangan selanjutnya
 membangun merek, sekaligus merebut kepercayaan orang untuk membeli 
produknya. 
Mr. Joger pantang berputus asa. Ia 
bergerilya dari mulut ke mulut, dari satu tourist guide ke tourist guide 
yang lain, mengabarkan kepada mereka agar mau merekomendasikan produknya 
kepada para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Lambat laun, 
kerja kerasnya mulai mendapatkan hasil. Dengan keunikan produknya yang 
memang berbeda dari biasanya, ia mulai mendapatkan perhatian dari banyak 
pihak. Media massa pun mulai meliriknya sebagai berita. Muncullah ia di 
berbagai media, baik lokal maupun nasional. 
Sejak kemunculannya
 di berbagai media inilah, tidak pelak lagi, Joger mulai menancapkan 
kakinya sebagai salah satu barang souvenir wajib yang tidak 
boleh dilewatkan saat berkunjung ke pulau Dewata. Yang menarik dari Joger
 adalah kreativitasnya yang seakan tidak pernah surut. Konsep kata-kata 
yang digunakan begitu orisinil, unik, menggelitik, dan penuh sindiran. 
Tetapi tidak bisa dipungkiri, kata-kata yang kadang terkesan konyol 
tersebut sangat filosofis,dan penuh perenungan. 
Kreativitas tidak
 pernah berhenti, banyak pelajaran yang saya dapatkan saat berkunjung 
ke Joger ini. Pertama, konsep pemasaran yang 
tidak biasa yang dijalankan Joger sangat berhasil (Istilah kerennya Anti 
Marketing). Orang biasanya selalu hanya ingin mengungkapkan hal-hal baik 
pada dirinya, tetapisejak awal, Joger bilang: “Joger jelek, Bali bagus”.
 Tidak ada kesuksesan tanpakerja keras. 
Kedua, Joger bukanlah 
berhasil dengan tiba-tiba. Keberhasilan Joger berasal dari upaya 
kerja keras terus menerus dari pemiliknya, dan juga tim kerjanya. Mereka 
melakukan berbagai cara dan upaya agar tokonya bisa besar. Kerja keras 
itu dilakukan dalam waktu yang cukup dan didapatkan melalui perjalanan 
yang membutuhkan ketekunan, konsistensi, dan kesabaran. Kalau sudah 
begitu, kesuksesan hanyalah masalah waktu. 
Dan terakhir, kreativitas dan
 inovasi adalah kunci untuk menguasai masa depan. Sama-sama jualan 
kaos, sama-sama jualan souvenir, sama-sama jualan sepatu dan sandal, 
tetapi Joger membuktikan dengan kreativitas yang unik, yang membedakannya
 dari produk sejenis, akan memberikan nilai tambah dan keunggulan 
bersaing yang tidak dimiliki oleh orang lain. Jangan pernah bermimpi 
mampu bersaing dengan oranglain, atau menjadi besar, tanpa kita 
mempunyai keunggulan bersaing. Semakin unik keunggulan bersaing yang kita
 miliki, semakin besar peluang untuk mencapaikesuksesan. 
Denpasar, Agustus 2015

 
